Polusi Ojek Online dan Kurir, Masalah Baru di Perumahan?

Last Updated on 3 months by Mas Herdi

Di era sekarang dimana kita bisa dengan mudah memesan barang dan makanan secara online, bahkan hingga grocery shopping / belanja sayur mayur secara online. Belum lagi ketika kita mengandalkan ojek online untuk transportasi sehari-hari. Tidak dipungkiri membuat kita bergantung pada jasa mereka. Ojek online dan kurir pengantaran yang sempat kita sanjung bak pahlawan pada saat pandemi Covid. Sekarang ternyata menimbulkan masalah baru khususnya di wilayah perumahan. Seperti apakah itu? Dan apakah ada solusinya? Mari kita simak.

Bagi kalian yang tinggal di perumahan atau kompleks, tentunya mendambakan lingkungan yang tenang, hening dan tentram. Namun di era sekarang dengan banyaknya kurir dan ojek online yang berseliweran, hal ini nampaknya semakin menjadi kenangan di masa silam.

Sebagai seseorang yang tinggal di perumahan, saya merasakan sendiri ramainya ojek online yang lalu lalang di depan rumah, terutama pada saat pagi dan malam hari (jam berangkat sekolah, kantor, dan jam pulangnya). Di sela-sela itu, muncul pula kurir pengantar (delivery courier) yang entah itu mengantar paket, makanan atau belanjaan. Belum lagi ketika kurirnya sudah sampai di rumah tetangga kita yang bersebelahan atau berseberangan, berkali-kali memanggil namun si empunya rumah tidak segera keluar rumah. Bisa berkali-kali bisingnya.

So far fenomena ini saya sebut dengan polusi ojol di perumahan, apa saja masalah yang ditimbulkan? Berikut beberapa yang dapat saya rangkum:

  1. Bising
    Yang pertama adalah meningkatnya kebisingan di kompleks perumahan, yup mendengar motor lalu lalang saja suaranya sudah cukup mengganggu. Apalagi jika motornya ngebut, dan dimodif dengan knalpot brong yang berisik. Tidak hanya saat berlalu-lalang saja, saat sampai di tujuan tidak jarang kita mendengar teriakan, “Pakeeet.” Atau “Gofood, Grabfood.” yang lantang dan tiba-tiba. Apalagi jika yang punya rumah tidak segera keluar rumah. Sehingga teriakannya menjadi berkali-kali dan diiringi dengan pencet bel berkali-kali, waduh….
  2. Privasi
    Masalah kedua adalah privasi, saat kita lagi mungkin enak-enak aktivitas di luar rumah. Eh ada ojol lewat, ada kurir lewat. Yang tentunya melihat kanan-kiri. Belum jika pagar kita terbuka, atau pintu rumah terbuka. Bisa lah kasih mereka mengintip di dalam rumah, kondisi rumah bagaimana dan ada barang apa saja.
  3. Keamanan
    Masalah privasi akan menimbulkan masalah lainnya, yaitu keamanan. Karena kita tidak tahu ojol atau kurir yang lewat itu beneran ojol ataukah hanya orang iseng yang ingin mengamati? Yang ingin mencari tahu kebiasaan kita, kapan kita lengah, kapan rumah kosong dan sebagainya. Waduh jadi malah tambah kepikiran.

Semua masalah di atas akan menjadi berkali-kali lipat apabila kalian mempunyai anak kecil, balita atau bayi. 😀 Yang masih sensitif dan sedikit-sedikit kaget atau terbangun ketika mendengar suara ojol/kurir lewat.

Lantas bagaimana solusi atas semua permasalahan di atas? Solusinya tidak begitu mudah karena memerlukan kerjasama dari semua pihak yang terkait. Tapi beberapa yang saya pikirkan:

  1. Stop semua ojol/kurir di pos satpam

    Semua paket, makanan dan sebagainya wajib berhenti di pos satpam atau gerbang utama. Kemudian siapa yang mengantarkan ke rumah? Si pemesan makanan/paket bisa mengambil sendiri ke pos satpam, dimana mungkin tidak semua orang mau karena makin menambah keribetan. Orang maunya paket / makanan sampai di depan rumah.

    Atau solusi lain ada layanan last-mile delivery service, dimana petugas / seseorang bertugas untuk mengantarkan dari pos satpam ke depan rumah. Dengan jam yang sudah ditentukan sehingga tidak mengganggu aktivitas warga. Namun hal ini menimbulkan masalah lagi yaitu kemungkinan timbul biaya, karena orang tidak akan mau melakukan last mile delivery ini kalau tidak digaji hehe. Dan barang-barang yang harus diantarkan secara instant seperti makanan, es krim, sayuran, dkk kemungkinan bisa basi jika harus menunggu jadwal pengantaran selanjutnya
  2. Standarisasi kendaraan
    Mengganti motor bensin dengan motor listrik untuk ojek online dan kurir paket mungkin bisa menjadi salah satu solusi. Karena motor listrik pasti tidak bising, dan tidak bisa dimodif knalpotnya menjadi knalpot bising. Selain polusi suara, motor listrik juga akan mengurangi polusi udara juga.
  3. Tidak perlu panggil yang punya rumah untuk mengirim paket
    Solusi ketiga adalah dengan langsung meletakkan paket/makanan pada teras, atau halaman rumah atau tempat yang tersedia. Tanpa harus memanggil-manggil pemilik rumah atau memencet bel berkali-kali. Saya mikir juga kalau alamat sudah sesuai kenapa musti manggil yang punya rumah untuk keluar? Kan bisa taruh di depan saja.

Itulah beberapa solusi yang bisa saya pikirkan untuk mengatasi masalah ojol ini. Sampai kapanpun ojol dan kurir online akan tetap ada dan dibutuhkan. Terutama pada saat pandemi dimana mereka menjadi pahlawan karena rela keluar rumah dan pergi kesana kemari hanya untuk memenuhi pesanan kalian. Apakah kalian mempunyai pengalaman yang sama? Silahkan tulis di kolom komentar ya.





Download aplikasi kami di Google Play Store


Tutorial Menarik Lainnya :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TWOH&Co.