Last Updated on 12 years by Mas Herdi
East Ventures Alpha, sebuah perusahaan akselerasi startup (startup accelerator) memutuskan untuk tidak beroperasi di Jakarta pada tahun ini, dikarenakan ekosistem pendanaan yang belum siap. Karena itu bagi pemilik startup yang membutuhkan pendanaan (funding) bagi bisnisnya dipastikan harus mencari jalan lain.
Setelah beroperasi dua tahun berturut-turut, venture capital yang berbasis di Singapura, Jakarta dan Tokyo ini memutuskan tidak akan lagi kembali ke Jakarta, kata East Ventures co-founder Willson Cuaca.
East Ventures fokus pada pendanaan startup di fase early stage, atau fase-fase awal dimana pada fase tersebut suatu startup diharuskan membuat sebuah prototip dari produk/layanannya untuk kemudian dirilis ke publik. Pada fase ini juga startup harus mulai untuk menghasilkan pendapatan (bahasa gampangnya, uang) dari produk/layanannya.
Untuk wilayah Indonesia, East Ventures menyaring startup-startup dengan cara mengadakan boot camp 100 hari untuk masa inkubator. Willson tidak menutup kemungkinan bahwa EV akan kembali beroperasi lagi di Indonesia, walaupun itu juga tergantung pada kesiapan ekosistem di Indonesia. Willson juga memaparkan bahwa alasan East Ventures tidak menjalankan programnya di Indonesia adalah karena langkanya entrepreneur yang berkualitas untuk bisa naik dari fase inkubasi ke level selanjutnya. Dia juga mengatakan bahwa ada enam startup inkubasi dari program 100 harinya yang bertahan selama setahun, namun hanya dua yang masih menjalankan startup-nya secara full time pada saat itu.
Seperti kebanyakan wilayah lainnya di Asia, Indonesia menghadapi kesenjangan pendanaan bagi startup early stage dan yang sudah benar-benar berjalan. Walau begitu jumlah venture capital yang menyasar langsung ke Indonesia saat ini lebih banyak daripada jumlah seed investor yang mau mendanai startup pada fase-fase awal. Indonesia sendiri sudah mempunyai beberapa seed stage program, seperti Founder Institute, Merah Putih, Project Eden, Telkomsel Bootcamp dan sebagainya.
Situasi yang dialami East Ventures menunjukkan bahwa ekosistem startup di Indonesia bertumbuh terlalu pesat pada seed stage atau level-level awal. Hal itu menyebabkan harus diadakannya perbaikan pada pasar. Karena ternyata hanya sedikit dari mereka yang bisa melangkah ke level selanjutnya.
Meskipun demikian, untuk mengembangkan ekosistem di Indonesia kedepannya, mempunyai banyak entrepreneur pemula yang menjanjikan juga tidak ada salahnya. Via : SGEntrepreneurs