Apa Itu Hoarding Disorder?

Last Updated on 4 months by Mas Herdi

Belakangan ini ramai dan viral di sosial media tentang seseorang yang senang menumpuk barang di kamarnya, dan tidak hanya barang bahkan sampai sampah dan segala macam. Hingga satu kamar penuh dengan sampah dan barang mengakibatkan tidak hanya tidak bisa ditempati, tapi juga menimbulkan bau tidak sedap. Sebenarnya kenapa fenomena ini muncul? Apakah penyebabnya dan apakah bisa diatasi? Mari kita simak di postingan berikut.

Hoarding Disorder adalah suatu kelainan mental dimana pengidapnya suka menumpuk barang-barang entah apapun itu, mulai dari sampah, kemasan plastik, bungkus makanan, dan lain sebagainya. Biasanya kebiasaan ini berlangsung di saat remaja, namun bisa terus terjadi hingga fase dewasa apabila tidak diobati. Karena itu di sosial media banyak contoh pengidap hoarding disorder biasanya masih berstatus sebagai mahasiswa atau anak kostan.

Ilustrasi kostan pengidap hoarding disorder yang sempat viral beberapa waktu lalu

Jika pengidap sudah menginjak fase dewasa, kebiasaan hoardingnya ini biasanya akan membuatnya menghindari orang lain, seperti orang tua, keluarga, teman, kolega dan lain sebagainya. Dan di saat kebiasaannya ini pada akhirnya ketahuan oleh orang lain, sampah dan barangnya sudah menggunung di kamarnya.

Pengalaman saya dengan hoarding disorder, Alhamdulillah saya sampai saat ini sepertinya belum ada teman atau sahabat yang mengidap perilaku ini. Hanya saja saya pernah main ke salah satu kostan teman saya, dan di situ sudah mulai ada banyak sampah. Literally lantai Kostan itu tertutup sampah. Sampahnya bukan sampah sisa makanan, dan juga bukan sampah basah jadi saya santai saja. Saya tetap masuk dan kami pun ngobrol di dalam. Hal itu sudah lumayan lama sekitar 7-8 tahun yang lalu, teman saya sekarang masih baik-baik saja. Namun saya belum pernah lagi main ke tempatnya yang sekarang, jadi belum tahu kondisi terbarunya. Semoga tempatnya pun juga baik-baik saja.

Gejala dari hoarding disorder ini diantaranya:

  • Mengumpulkan banyak sekali benda dan barang, walaupun barang tersebut tidak dibutuhkan (sampah) dan sudah tidak ada tempat untuk menyimpannya
  • Kesusahan apabila hendak membuang atau berpisah dengan barang-barang mereka, terlepas dari apakah itu barang berharga atau tidak
  • Merasa harus untuk menyimpan barang-barang dan ada rasa marah ketika ada pikiran untuk membuang barang tersebut
  • Menumpuk sampah yang menggunung, hingga kamarnya tidak lagi bisa digunakan untuk tempat tinggal
  • Perfeksionis, dan suka menunda atau menghindari mengambil keputusan
  • Mempunyai masalah dalam membuat rencana (planning) dan mengatur sesuatu (organizing)

Semua kebiasaan dan gejala di atas, akan menimbulkan:

  • Tumpukan atau gunungan dari benda-benda yang berantakan, seperti koran, baju, kertas-kertas, buku atau barang lainnya
  • Kamar atau ruangan lain di tempat tinggalnya penuh dengan barang dan benda, hingga tidak bisa lagi untuk digunakan. Contohnya kesusahan untuk berjalan karena banyak benda, atau tidak bisa lagi tidur di kasur / tempat tidur karena banyak sampah di sana
  • Tumpukan atau gunungan sampah sampai ke level yang tidak lagi sehat, muncul bau busuk, serangga, jamur, kotoran dan lain sebagainya
  • Merasa stress karena tidak lagi bisa menjaga diri sendiri dengan aman di dalam rumah
  • Munculnya konflik atau berantem dengan orang lain yang mencoba mengurangi atau merapikan barang-barang atau sampah dari tempatmu
  • Timbul masalah dalam hubungan, menghindari aktivitas sosial, dan masalah di kantor atau tempat kerja
  • Susah menata barang-barang hingga terkadang barang yang penting atau dibutuhkan hilang di antara tumpukan barang-barang

Kenapa pengidap hoarding disorder menyimpan barang-barang tersebut? Biasanya karena:

  • Mereka percaya kalau barang-barang itu unik atau merasa akan membutuhkannya di masa depan
  • Merasa mempunyai hubungan secara emosional dengan barang-barang tersebut, mungkin mengingatkan pada masa-masa bahagia atau mewakili orang tercinta atau binatang peliharaan tersayang
  • Merasa aman dan nyaman ketika dikelilingin oleh barang-barang
  • Tidak ingin menyia-nyiakan apapun

Hoarding disorder berbeda dengan kolektor, dimana kalau kolektor mereka menyimpan barang-barang namun juga menatanya dengan rapi. Seperti kolektor gundam, kolektor mobil diecast, majalah, dan lain sebagainya.

Pengidap hoarding disorder tidak hanya senang mengumpulkan barang-barang, namun terkadang juga binatang. Mereka mengumpulkannya bisa di dalam atau di luar rumah. Karena ada banyak sekali binatang tentu mereka tidak bisa merawatnya dengan baik dan malah menjadi kewalahan. Dan hal ini pada akhirnya berbahaya pada kesehatan & hidup binatang itu sendiri, sekaligus juga kesehatan si hoarder.

Kapan harus menghubungi dokter atau psikolog? Jika orang terdekat atau kenalan kalian ada yang terindikasi memiliki kebiasaan hoarding disorder ini, usahakan untuk sesegera mungkin menegurnya dan memberitahu pihak yang kompeten dalam hal ini. Saya kurang tau apakah di Indonesia sudah ada profesional yang bisa menangani ini, karena biasanya pengidap hoarding disorder malah dilaporkan ke RT, ibu kost, dan paling hanya disuruh pergi. Ingat kebiasaan ini apabila tidak ditangani sejak dini akan lebih menjadi fatal ke depannya.

Demikian sedikit cerita tentang hoarding disorder yang penyebabnya masih belum diketahui hingga sekarang. Apakah kalian punya pengalaman tentang hoarding disorder? Silahkan tulis di kolom komentar ya.





Download aplikasi kami di Google Play Store


Tutorial Menarik Lainnya :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TWOH&Co.