Arsitektur Migrasi ke Google Analytics 4 (GA4) yang Menantang

Last Updated on 2 months by Mas Herdi

Jadi jika kalian melihat histori dari web ini ke belakang, dulu saya sering posting tentang Android development dan sejenisnya, namun sejak 2019 saya sebenarnya melakukan career change dan fokus ke Data Governance seputaran Google Analytics. Sejak 4-5 tahun terakhir yang saya lakukan adalah membuat SOP, standardisasi dan data governance seputaran Google Analytics. Dan atas nama employer saja juga membuat defensive publication paper tentang organizing large-scale metadata yang coba saya terapkan di Google Analytics. Walaupun begitu, sekitar tahun 2021 Google tiba-tiba mengumumkan bahwa GA UA (Universal Analytics) akan dimatikan/disunset, dan akan digantikan oleh penerusnya yaitu GA4.

Pertama-tama alasan saya menulis postingan ini karena di saat migrasi ke GA4, sedikit sekali dokumentasi yang tersedia. Sehingga saya harus banyak-banyak mencari tahu dari komunitas, forum-forum dan diskusi online supaya menjadi lebih paham dan bisa merencanakan strategi dengan lebih baik dan matang. Postingan ini saya tulis sebagai ucapan terima kasih untuk komunitas GA online.

GA4 bukanlah versi update dari Universal Analytics seperti Java 8 adalah versi lanjutan dari Java 7 atau iOS 13 adalah penerus dari iOS 12. Karena apa yang ada di dalam GA4 adalah suatu produk yang benar2 baru, dengan definisi metriks dan perhitungan yang berbeda. Dan GA4 bisa dibilang tidak mendukung backward compatibility dengan GA UA.

Salah satu perubahan besar yang mendasar di GA4 adalah bagian pembuatan session / session generation, dimana pada GA UA perhitungan logic untuk membuat session dilakukan di server / backend, di GA4 session generation dihasilkan di sisi front-end, baik di App maupun Web. Hal ini dilakukan supaya bisa mengurangi biaya server & infrastruktur dari Google, tapi di saat yang sama banyak hal yang berubah, termasuk definisi session yang berbeda dengan GA UA.

Dengan berbagai perubahan baru ini, seharusnya kita tidak membandingkan metrics antara GA UA dan GA4, karena baik dari schema sampai proses dan perhitungan di dalamnya semuanya sudah didesain ulang dari awal dan berbeda dari GA UA. Walaupun begitu beberapa attributes bisa kita gunakan untuk melakukan perbandingan data (data comparison) dan penyambungan data (data stitching) antara GA4 dan GAUA. Sedangkan untuk metrics lainnya lebih baik kalo kita mempelajarinya dan menerima definisinya yang baru. Tentu saja kita juga harus melakukan beberapa adjustment karena perubahan ini.

Antara dua sistem yang berbeda pastilah ada gap/discrepancy di antara metriks dan dimensinya, namun itu belumlah seberapa. Simo Ahava menulis di artikelnya, kalau hal yang paling menantang di migrasi ke GA4 adalah, produk GA4 sendiri belum ready, yang artinya setiap bulan akan ada fitur baru yang dirilis, dan setiap ada rilis fitur baru kita harus melakukan test ulang. Dari pihak Google nya sendiri juga seakan mereka tidak melakukan basic QA (Quality Assurance), karena itu versi awal dari GA4 dipenuhi oleh bugs dan issues.

Pilihan lainnya jika kalian tidak ingin melakukan migrasi ke GA4, kalian bisa meng-evaluasi lagi kebutuhan tools analytics untuk perusahaan atau project kalian, apakah GA4 adalah pilihan yang terbaik untuk kebutuhan tersebut. Dua-duanya, migrasi ke GA4 atau ke tools lain bukanlah pilihan yang mudah bagi kita yang sudah menggunakan Universal Analytics sejak lama, karena kita tetap harus memulai semuanya dari awal.

Migrasi yang dadakan ini juga membuat kita sadar bahwa ketika kita terlalu bergantung pada eksternal tool seperti Google Analytics, maka kita harus siap juga dengan kejutan-kejutan mendadak seperti ini, dan belum tentu itu hal yang bagus bagi bisnis. Prioritas kita haruslah mengevaluasi apakah perubahan ini berdampak positif atau tidak. Apakah ini sesuatu yang kita butuhkan atau tidak.

Google Analytics dulunya adalah tool analytics yang bisa dibilang paling bagus di industri baik untuk tujuan marketing maupun analysis, dan GA4 juga masih mempunyai potensi untuk menjadi tool analytics yang terbaik juga, andaikan mereka tidak tidak memaksakan produk yang setengah jadi dan belum siap rilis ke pengguna. Bahkan pengguna Google Analytics yang paling setia pun bingung mendapati hal ini.

Artikel ini ditulis pada bulan November 2023, dan sekarang kita sudah mendekati deadline migrasi ke GA4. Tentunya sudah banyak perubahan. Mari kita lihat bersama-sama ke depannya akan menjadi seperti apakah GA4 ini.

For the article which written in English, see my LinkedIn.





Download aplikasi kami di Google Play Store


Tutorial Menarik Lainnya :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TWOH&Co.