Last Updated on 7 years by Mas Herdi
Dota 2 bisa dibilang adalah permainan yang sangat addicting, jika sudah bermain kita 100% akan menjadi lupa waktu. Jika kalian bertanya apa yang terjadi pada saya sekitaran tahun 2014? Maka jawabannya adalah, Dota 2. Dota 2 happened to me. Itulah yang terjadi pada saya sekitar 2 – 3 tahun yang lalu. Namun, sekarang saya sudah jarang sekali bermain Dota 2. Walau belum bisa dibilang berhenti sepenuhnya, tapi saya sudah jadi casual gaming. I play less. Dari yang awalnya saya bermain Dota 2 terus setiap hari, Apa yang membuat saya berhenti? Dan apa yang bisa membuat orang-orang berhenti main Dota 2? Semuanya akan saya coba bahas di sini.
Pengalaman berhenti bermain Dota 2
Bisa dilihat pada gambar di atas. Yak itu adalah stats dari Dotabuff saya :D. Saya mulai bermain Dota 2 pada awal tahun 2014. Saat itu Dota 2 dikenalkan oleh bos saya sendiri di kantor, sebagai metode untuk menghilangkan stress pasca kerjaan. Dan faktanya Dota 2 memang bisa menghilangkan stress, but also the other way around. 🙂
Sekitaran dua tahun yang lalu, pada hari-hari weekend (sabtu-minggu) saya biasa main hingga 16 game Dota 2 sehari. Belum ditambah di hari-hari biasanya/weekdays (senin – jumat). Pada hari-hari biasa saya masih tetap bermain Dota 2 sekitaran 2 – 4 game per harinya, terkadang bisa juga main sampai 11 game pada hari-hari kerja. Gila bukan? 😀
Lalu apakah yang membuat saya berhenti bermain Dota 2? Dulu saya bisa dibilang heavy gamer, setiap pulang kantor selalu main. Walaupun sudah capek kerja di kantor, ditambah perjalanan macet dari Kuningan ke tempat tinggal di Tendean. Namun entah kenapa setiap sampai rumah tetap seakan ada rasa untuk menyalakan laptop dan main Dota 2 dulu barang satu game. Yang mana bisa bertambah menjadi 3 – 4 game apabila kalah terus. 🙂 Pokoknya jika belum menang, saya tidak akan bisa tidur tenang.
Ada beberapa hal yang membuat Dota 2 sangat addicting untuk dimainkan. Salah satunya adalah adanya bermacam-macam heroes dan items di Dota 2, dan semua itu bisa dikombinasikan sampai tak terhingga. Belum lagi setiap bermain kita bertemu dengan bermacam-macam pemain dengan gaya main yang berbeda-beda. Jadinya kita berpikir, gimana kalo hero ini dibuild dengan item ini, dan sebagainya. Ditambah lagi ketika kita punya teman bermain yang koplak, (bukan kompak). Yang bisa diajak nge-geje bareng di Dota, dan bisa diajak untuk mempraktekkan combo-combo yang aneh-aneh, itu pasti dijamin bikin kita semakin addicted bermain Dota 2.
Player Chemistry di Dota 2
Di Dota 2 kita juga bisa belajar tentang chemistry antar pemain :), bahwa ngga semua orang itu cocok satu sama lain, dan ngga semua orang bisa enak diajak mainnya.
Misal sewaktu main Dota 2, kita pasti fokus ke game. Walaupun kita kadang nge-chat atau ngomong via headphone, itu pasti juga jarang karena di Dota 2 game-nya fast paced sekali dan banyak hal yang bisa terjadi dalam satu detik. Sehingga di tengah2 war seringkali kita tidak bisa berkomunikasi dan hanya mengandalkan intuisi. Hero ini mau gerak kemana, dan sebagainya. So, ketika kita ingin melakukan suatu combo, kalau teman yang kita ajak main enak dan sudah biasa main bareng, maka combo itu akan berjalan lancar, semua gerakan dan ulti seakan tersinkronisasi dengan baik. 😀 Tapi kalo orangnya ngga biasa kita ajak main dan nggak nyambung, maka yang terjadi adalah salah langkah, miskomunikasi, dan sebagainya yang akhirnya menyebabkan combo ulti yang keluar menjadi abrupt dan abnormal.
Ketika kita baru main dengan seorang teman, dan kita langsung bisa melakukan combo-combo enak dengan mudah tanpa perlu diberitahu terlebih dahulu, bisa dibilang kita ada chemistry / cocok dengan style permainan teman kita itu.
Lalu, kenapa orang bisa berhenti main Dota 2 ?
Saya menggunakan kata kenapa, dan bukan bagaimana. Karena jika bagaimana itu berarti ada satu cara pasti yang bisa membuat seseorang berhenti bermain Dota 2, padahal nyatanya tidak. Bahkan jikapun kalian ada berniat untuk berhenti, kita tahu tidak semudah itu untuk berhenti main Dota 2. Dan juga bagi yang masih addict, saya sama sekali tidak bermaksud menyarankan kalian untuk berhenti bermain Dota 2. Go on man 🙂
Oke, berikut ini beberapa alasan kenapa orang berhenti bermain Dota 2 :
Alasan kenapa orang berhenti bermain Dota 2
-
Life-changing events
Ketika ada peristiwa besar yang melibatkan pekerjaan, keluarga, teman dekat, atau pasangan. Seperti pacar tiba-tiba hamil, dan lantas kamu jadi pusing untuk biaya nikahnya :D, maka bisa jadi itu adalah moment dimana kamu berhenti bermain Dota 2. Atau ketika kalian memutuskan untuk menikah dan berumahtangga. Atau saat ditegur langsung sama atasan atau boss, itu bisa jadi alasan kuat juga untuk berhenti bermain Dota 2.
Jika hanya sekedar pacar minta putus, atau diperhatiin. Kalian tahu kan mana yang menjadi prioritas?
.
.
.
Hint : It’s Dota 2 🙂 -
Moving place
Yup, ini salah satu yang menjadi alasan utama saya berhenti bermain Dota 2. Pada akhir tahun 2015 saya merasa bosan di tempat kerja yang lama, jadi saya memutuskan untuk pindah kantor. Pindah kantor berarti moving to a new place juga, saya pindah tempat tinggal. Dari sebelumnya di Jakarta Selatan, pindah ke Jakarta Barat. Tempat baru, suasana baru, sibuk adaptasi dengan lingkungan baru membuat saya jarang bermain Dota 2. Walau pada beberapa hari pertama di tempat baru saya masih bermain Dota 2 juga.
-
Your friends stopped playing Dota 2
Ini juga alasan kuat bagi saya untuk berhenti bermain Dota 2. Kita bisa main Dota 2 sendirian, but it ain’t fun man. Dota 2 tidak seru jika tidak dimainkan bersama-sama. Teman dan mungkin salah satu teman saya yang paling fun untuk diajak main bareng menikah dan perlahan-lahan meninggalkan Dota 2. Jadi saya juga kemudian menjadi jarang main Dota 2.
-
Dota 2 is bad for you
Ada banyak kebiasaan buruk yang bisa diasosiasikan dengan kecanduan Dota 2. Sebenarnya sama seperti kecanduan merokok, atau alkohol. Alkohol dan rokok bagus untuk beberapa orang. Ada orang yang malah merasa segar dan bersemangat setelah merokok atau minum bir, namun kebanyakan orang tidak seperti itu. Sama seperti Dota 2, ada beberapa orang yang menganggap Dota 2 berpengaruh baik ke mereka, tapi ada juga yang tidak. Ketika kalian sadar bahwa kecanduan Dota 2 lebih ke membawa pengaruh buruk, seperti tantrum, mudah marah, jadi loyo, kurang tidur dan tidak bersemangat. Ada baiknya kalian memikirkan ulang tentang kebiasaan main Dota 2 kalian. 🙂
-
You bad at playing Dota 2
I lol’d. Beberapa orang memang sucks at Dota 2. I mean, pada awalnya kita semua pasti nggak bisa main Dota. Namun jika setelah sekian lama bermain kalian tetap sucks. Tidak hafal items, slow hands dan berkali-kali dimarahin terus sama teman setim, maka ada baiknya kalian uninstall Dota 2. 🙂
… and go back play Candy Crush.
-
You find your purpose of life
Bagi kami para veteran, ada sebuah saying setiap melihat orang yang baru mulai bermain Dota 2; yaitu.
“Siap-siap hidupnya ancur.” 🙂
Yup men, I ain’t kidding. Sleepless night, rasa penasaran, kecanduan, nginep di warnet, tantrum, emosi yang meningkat tinggi dan sebagainya yang disebabkan oleh Dota 2. Sehingga bayangkan jika kalian baru mulai bermain Dota 2 saat mulai gabung ke dalam workforce. Saat-saat mulai kerja. Lihat dan bayangkan stats saya di atas. 😀 Jika kalian masih free atau kuliah, saya sarankan untuk jadi se-addict-addict nya ke Dota, karena masa-masa itu adalah masa-masa terbaik untuk nge-Dota. Namun jika kalian sudah menemukan purpose of life, seperti mencoba untuk berbisnis, buka usaha, atau bekerja, atau menemukan pasangan hidup. Ada baiknya kalian untuk step back sejenak, dan merenungkan kembali tentang hakikat tujuan kalian bermain Dota 2. 🙂
Dunia Dota 2 adalah dunia yang keras. It’s a man’s world. Memang ada beberapa pemain cewek di Dota 2, tapi sebagian besar pemain Dota 2 cewek terkenal bukan karena permainannya. Kalian bisa lihat sendiri di TWITCH.tv, mereka terkenal karena penampilannya yang seksi sewaktu streaming bermain Dota 2. Karena itu, sekali lagi, it’s a man’s world.
Banyak kasus teman berantem, bermusuhan gara-gara Dota 2. Quotes, “Main Dota itu menang kalah nggak penting, yang penting bac*ot dulu. Kalo menang, yang dikata-katain musuhnya. Kalo kalah, yang dikata-katain teman sendiri.” itu benar 100%.
Yang ekstrovert beneran ngajakin berantem di dunia nyata.
Yang introvert tau-tau namanya ilang aja dari list friends, a.k.a. kalian diremove pertemanan karena habis main Dota 2. 😀 Itu sudah hal biasa dan lumrah terjadi.
Ada teman saya yang jam satu malam tiba-tiba DC di tengah-tengah war karena disuruh pulang oleh istrinya. Ada teman saya juga yang saklar listrik rumah dimatikan (sama istrinya lagi) karena keasyikan bermain Dota 2. 😀 Bukan berarti kita tidak dewasa, bukan juga berarti kita masih seperti anak-anak. It’s just how Dota 2 is.
Walapun kedengarannya seperti chaos, namun bermain Dota 2 adalah suatu kenikmatan yang memberikan semacam kepuasan tersendiri yang tiada duanya bagi para pemainnya. 🙂 Dan mungkin saya juga akan merindukan satu dua game Dota 2 setelah sekian lama berhenti bermain, tapi tidak sekarang.
Surely, the moment I played Dota 2 is one of the best and enjoyful moments in ma lyfe. 🙂
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Apakah Anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
Jika ya, silahkan kunjungi website kami http://kbagi.com/ untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis 🙂