Berkunjung ke Kantor Google Asia Pacific di Singapore

Last Updated on 11 years by Mas Herdi

Di antara lalu lalang orang-orang yang berpakaian setelan kantor yang rapi (jas mahal, dasi yang elegan, celana panjang berbahan eksklusif) di kawasan perkantoran elit grade A Asia Square Singapore. Terkadang lewat sekelebatan orang-orang yang berpakaian kasual, laki-laki yang hanya memakai celana pendek dan kaos, dan perempuan yang cukup memakai gaun santai yang bahkan mirip seperti gaun tidur. Mereka bukanlah orang-orang yang salah kostum, ataupun sekadar turis yang berkunjung ke Singapore, mereka adalah karyawan Google.

Yap, Google memang berkantor di situ, tepatnya di lantai 29 hingga 31 Asia Square. Pemilihan negara (atau kota?) Singapura sebagai tempat kantor perwakilan Google di Asia Pasifik memang tepat. Bagaimana tidak, Singapura yang mempunyai hingga empat bahasa resmi, yaitu English, Malay, Chinese dan Tamil, merupakan suatu area multikultural dimana berbagai macam budaya bercampur di sana, yang sangat tepat untuk mencerminkan keanekaragaman kultural yang juga ada di Google.

November tahun lalu saya berkesempatan berkunjung ke sana karena urusan bisnis sekaligus menjenguk “atasan-atasan” yang ada di sana, seperti Om. Ajay, Tante Katia, Om Graham dan kawan-kawan, yang telah menyambut dengan ramah dan sangat membantu kami serombongan saat berada di sana. Terima kasih atas hospitality-nya, singaporean Googlers.

Kantor Google yang ada di Singapura, tidak jauh beda dengan kantor-kantor perwakilannya di negara lain, it is very cool. Sangat keren. Namun sayangnya kami tidak boleh mengambil foto di dalam ruangan, karena memang dilarang. Tetapi jika hanya ingin sekedar melihat denahnya bisa langsung buka Google Maps dan menuju gedung Asia Square, di sana telah disediakan indoor maps yang khusus memetakan lantai di mana kantor Google Asia Pacific berada.

Perks

Pertama kali masuk kalian akan menemui lobi Google, kalo yang ini fotonya sudah banyak beredar di internet. Kemudian masuk kalian akan melewati sebuah lorong yang di kanan-kirinya penuh dengan coret-coretan grafiti, scribble, warna warni dan unik yang bertemakan produk-produk Google seperti Chrome, Android, GMail, dan sebagainya. Di setiap sudut kantor dipenuhi dengan dekorasi semacam patung Android, poster, dan ornamen-ornamen unik.

Setiap ruangan pun memiliki desain yang berbeda dengan ruangan lainnya. Ada yang didesain gaya modern, didesain gaya tropis, night club, dan lain sebagainya. Ketika kami berjalan melewati satu ruangan ke ruangan lainnya, perbedaan itu terasa kontras dan mencolok sekali. Mungkin suasana yang cenderung berganti-ganti ini juga yang membuat ide segar dan imajinasi senantiasa mengalir di benak saya selama di sana.

Fasilitas di sana sangatlah lengkap, untuk olahraga ada ruang bilyard, ruang basket, fitness dan semacamnya. Untuk konsumsi sehari-hari, kami sendiri merasa dibanjiri oleh berbagai macam snacks dan beverages yang ada di sana. Tidak hanya jenisnya yang bermacam-macam, ukurannya pun bermacam-macam. Ibaratnya susu, ada yang berukuran kecil 250ml hingga yang ukuran karton 1 liter. Buah-buahan juga lengkap, anggur, peach, jeruk, semuanya tersedia baik dalam bentuk asli, maupun bentuk jus. 🙂 Jus-nya saja kami bisa memilih apakah ingin jus yang sudah dalam kemasan, atau membuat sendiri dengan blender yang sudah disediakan. Semuanya ditempatkan di dalam refrigerator tembus pandang besar yang ada di hampir semua ruangan, dan semuanya tersedia secara gratis (dan bisa dibawa pulang, lumayan untuk persediaan di hotel).

Saya sempat mencoba air mineral impor asli langsung dari Italia, merknya Santa Vittoria. Namanya orang kampung, awalnya saya mengira rasanya ya sama-sama saja kayak Aqua botolan hanya ini kemasannya kaca. Tapi setelah dicoba ternyata selain air mineral tersebut bersoda, rasanya juga sedikit asin. Aneh bagi lidah saya, namun rekan yang berasal dari Australia, setelah mencobanya, berkata, “This is very good…”

Selama di sana, kami makan siang di “kantin”-nya Google yang bernama Goopitiam, plesetan dari kopitiam yang tersebar bagai jamur di sudut-sudut Singapura. Di Goopitiam “makanan berat” disiapkan secara khusus oleh chef yang kabarnya direkrut dari hotel-hotel berbintang. mulai dari appetizer, main course, hingga dessert. Semua bebas mengambil semaunya, dan gratis. Makanan yang disajikan juga berasal dari berbagai negara, ada makanan khas melayu, chinese, india dan eropa. Setiap hidangan pada baki diberi penjelasan di sampingnya berisi nama makanan tersebut dan bahan-bahan yang dikandungnya.

Ada kejadian lucu dimana teman kami yang muslim tidak sengaja mengambil makanan yang mengandung babi, sebenarnya bukan mengandung lagi karena itu adalah benar-benar daging babi, atau tepatnya perut babi yang digulai. Mungkin saking antusiasnya dia tidak membaca keterangan yang ada di samping, dan setelah diingatkan dia langsung buru-buru menggantinya dengan hidangan yang lain.

Sebagian besar waktu kami di sana dihabiskan di ruangan training Google Asia Pasific yang sangat dingin. Mendengarkan materi-materi yang disampaikan, diskusi dengan peserta lain dan mempresentasikan pekerjaan kami. Ruangan training di sini diberi nama sesuai dengan nama kota yang ada, maupun yang fiktif. Ruang training kami bernama Gotham room, dan saya sempat menemui ruangan training yang bernama Bandung.

Jika ada fasilitas yang dirasa kurang, tidak lain adalah toiletnya. Bukan karena kotor atau jorok, namun sama seperti kebanyakan tempat lain di Singapura, toiletnya adalah toilet kering. Yang artinya tidak ada air untuk menyiram dan harus menggunakan tisu. Suatu hal yang tidak biasa bagi orang Indonesia seperti saya. 😀

Kebanyakan Googlers di sana sudah pernah ke Indonesia, atau setidaknya mengenal. Saya sempat ngobrol dengan salah seorang sales Google, perempuan asal Perancis, bahwa dia baru saja dipindahkan dari Eropa dan beru beberapa bulan tinggal di Singapura, “Singapore is very hot,” katanya. Dia pernah berkunjung ke Bali, dan saya menjelaskan kalau kami datang dari Jakarta, “It’s in the next island to Bali. You should go there sometimes.” Saya juga diberitahu kalau orang Indonesia punya komunitasnya sendiri, Googlers Indonesia, di HQ Mountain View, California. Jadi penasaran orang-orang Indonesia seperti apa yang bisa ada di sana… Tentunya mereka orang-orang yang hebat.

Google mempekerjakan orang-orang tua yang sudah berusia lebih dari setengah abad di bagian sekuriti. Ketika banyak perusahaan lain memilih untuk mempekerjakan pemuda-pemuda yang masih sehat. Waktu saya tanyakan soal hal ini, mereka bilang itu hanya untuk formalitas. Sebenarnya sekuriti-sekuriti tersebut bertugas untuk menunjukkan jalan, mengantar tamu, dan sebagainya. Namun saya rasa ada faktor psikologis di sini, dimana mungkin, orang akan merasa takut ketika ingin melakukan tindak kekerasan kepada orang yang sudah uzur.

Acara kami selama kurang lebih seminggu ditutup pada hari Jumat, bertepatan dengan budaya TGIF atau Thank God It’s Friday para Googlers, dimana mereka berpesta selepas pulang kerja. Free wine, free beer, chicken wings dan semacamnya. Kami yang muslim hanya ngembat beberapa chicken wings dan sausages, sembari tidak lupa mengepak beberapa botol soft drinks dari refrigerator, sebelum pamit pulang.

Jargon

Jargon

Googlers sedang refreshing dengan berbagai macam permainan

Googlers sedang refreshing dengan berbagai macam permainan

Patung Android di sudut jendela Google Asia Pasific

Patung Android di sudut jendela Google Asia Pasific

<

p>





Download aplikasi kami di Google Play Store


Tutorial Menarik Lainnya :

4 Comments
  1. Bayu Aji January 24, 2014
  2. Reza Saputra April 4, 2016
  3. Agustrian Maulana April 28, 2017
    • Hafizh Herdi April 29, 2017

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TWOH&Co.