Perempuan Indonesia yang Masih Primitif

Last Updated on 12 years by Mas Herdi

Jika kamu perempuan yang kebetulan sedang membaca postingan ini. Ijinkan saya untuk terlebih dahulu menjawab apa-apa yang ada di benakmu. Misalnya seperti ini, “Apakah yang dimaksud primitif itu zaman batu dimana orang nggak mengenal teknologi?” Maka jawaban saya adalah, ya benar. Dan “Siapa yang kamu maksud dengan perempuan Indonesia? Apa saya juga termasuk?” Maka jawaban saya lagi-lagi adalah, ya, benar. By any means, apabila kedua atau salah satu orang tuamu adalah orang Indonesia, kamu tinggal di Indonesia, mempunyai kewarganegaraan Indonesia dan berjenis kelamin perempuan, maka, ya. Kamu termasuk ke dalam “perempuan Indonesia” yang saya maksud.

Jika sudah, ijinkan saya untuk langsung ke inti postingan. Sebagai seorang mahasiswa yang kuliah di jurusan Teknik, saya berharap perempuan-perempuan yang ada di jurusan yang sama dengan saya setidaknya tahu dan sadar tentang jurusan yang mereka ambil. Namun dari pengalaman, kebanyakan dari mereka tidak hanya tidak sadar, tapi juga menganggap engineering dan engineer seperti benda asing yang tiba-tiba masuk ke bumi. Seakan tiap kali perempuan-perempuan tersebut melihat kami, laki-laki yang sedang melakukan pekerjaan teknik seperti menulis code (saya menggunakan kata “menulis code” daripada “programming” supaya lebih terlihat manusiawi dan earthly untuk kalian), mereka lantas terbelalak, membuka mulutnya lebar-lebar dan seakan berteriak, “Ya Tuhan, dia seorang nerds, geek !”, kemudian menjauh ke sudut ruangan.

Oke, maafkan saya yang telah melebih-lebihkan. Namun andai saya bisa jujur, saya paling tidak suka perlakuan seperti itu. Ya memang kami engineer lebih sering berurusan dengan hal-hal teknis yang kebanyakan tidak kalian mengerti. Tapi dibalik itu semua, kami juga laki-laki biasa, atau setidaknya saya (maaf teman2 engineer yang lain). Saya laki-laki biasa, saya jatuh cinta, saya bisa marah, saya bisa senang, sedih dan lainnya. Dan tentunya saya juga punya perasaan sama seperti kalian.

Kemudian, yang saya maksudkan dengan primitif adalah kaum kalian kebanyakan cenderung masih lebih suka dengan profesi-profesi sebelum era digital, seperti polisi, dokter, atau mereka yang masih penggangguran dan belum jelas masa depannya. Saya tidak berkata bahwa engineer lebih baik dari profesi-profesi tersebut, tapi engineer juga tidak lebih buruk. Dokter misalnya, mereka bisa menghasilkan uang yang banyak, engineer juga bisa. Malah pekerjaan kami tidak membuat kami merasa berdosa apabila kami gagal dalam katakanlah “menangani pasien”. Hanya, sepertinya kalian masih belum membuka mata untuk melihat betapa kerennya profesi engineer.

Sebelumnya maafkan juga apabila ada teman-teman engineer kami yang tidak atau kurang mengerti wanita. Jika saya bisa katakan, sebenarnya jiwa dan otak mereka seperti layaknya anak kecil yang selalu ingin tahu, dan selalu ingin mencoba hal-hal baru. Sehingga apabila kalian bisa respect terhadap pacar kalian yang perokok, pengangguran, dan menggunakan uang orang tuanya untuk membelikanmu barang dan mengajakmu jalan-jalan naik mobil, setidaknya kalian juga bisa menaruh respect kepada engineer. Atau bagi yang single, kalian juga tentu bisa mencintai mereka.

Tugas kami sebagai laki-laki engineer belumlah selesai. Negara ini belum maju, negara ini masih buta teknologi. Sehingga kami akan terus bekerja untuk membawa era digital ke Indonesia. Kalian bisa mendukung kami, bisa juga tidak, dengan terus menjadi perempuan primitif. Yang pasti kami akan menyajikan lingkungan, atau dunia yang jauh lebih baik. Sehingga apabila kalian sudah siap, kami sanggup membawa kalian ke era digital yang penuh cinta dan kebanggaan. Dan kami bisa menyebut kalian sebagai Woman 2.0.





Download aplikasi kami di Google Play Store


Tutorial Menarik Lainnya :

2 Comments
  1. kingkin March 1, 2013
  2. swhp January 9, 2015

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TWOH&Co.