Last Updated on 12 years by Mas Herdi
Ini adalah novel Agatha keempat yang kubaca. Dan mungkin buku pertama yang selesai kubaca di bulan Februari ini. Nggak tau kenapa, aku cuma ngerasa kalau novel ini mungkin sekadar untuk memuaskan hasrat Agatha menulis suatu kasus dengan banyak bumbu romantika di dalamnya. 🙂
Saat membaca buku ini, aku jadi mikir enaknya andai negara kita punya negara jajahan. Karena di novel ini diceritakan sekitaran tahun 1930-an, Inggris mempunyai banyak koloni yang salah satunya adalah Afrika Selatan. Kaum bangsawan Inggris sering dengan santainya pergi ke Afrika Selatan, termasuk juga perempuan-perempuan muda yang menyukai petualangan. Mereka yang bosan dengan Inggris yang monoton, memutuskan pergi ke Afrika Selatan untuk menemukan hal baru, atau sekedar liburan. Nantinya Afrika Selatan adalah setting utama banyak kejadian yang ada di dalam novel.
Cerita dimulai dengan pemikiran tokoh utama yang merasa bahwa pengalamannya ini mungkin harus dibukukan, dan karena banyak orang yang mendukungnya, maka akhirnya dia menuliskan pengalamannya itu ke dalam sebuah novel yang berjudul “Pria Bersetelan Coklat.”
Anne Beddingfield namanya, anak seorang profesor terkenal yang hidup hanya berdua dengan ayahnya. Seperti kebanyakan profesor Inggris, mereka asyik dengan penelitiannya, hidup di dunia terpisah dan sama sekali tidak memikirkan uang. Alhasil Anne hidup melarat dan banyak utang, walaupun ayahnya sering menerbitkan publikasi, tapi tetap saja dia tidak mendapatkan uang dari karyanya itu.
Setelah ayahnya meninggal, banyak pria yang meminang Anne supaya mau menjadi istrinya. Tapi karena Anne tipe-tipe cewek berelemen api yang suka berpetualang :D, dia menolak lamaran tersebut dan memilih untuk memulai petualangannya mencari romantika cinta. 🙂
Kedengarannya memang klise, tapi memang itu poin terbesar yang saya tangkap pada novel detektif ini. Anne mempunyai tipe pria idaman yaitu pria pendiam yang pemarah. Seperti gayung bersambut, Anne menemukan suatu kasus yang menjadi pintu masuk ke dalam dunia petualangannya. Di saat sedang menunggu kereta, dia melihat seorang pria yang tiba-tiba ketakutan dan tewas karena kecelakaan di stasiun bawah tanah kota London. Setelah itu seorang wanita terbunuh di sebuah rumah kosong. Anne menemukan bahwa kedua hal ini berkaitan, bahkan berhubungan dengan sesuatu yang jauh tidak diperkirakannya. Perampokan berlian di Afrika Selatan, mata-mata rusia, dan seorang pria bersetelan coklat yang muncul di setiap kejadian…
Novel “The Man in The Brown Suit” ini termasuk salah satu yang membuat kita lumayan susah menebak pelakunya. Karena semuanya diceritakan dan dilakukan dengan sangat rapi. Lebih lagi, ternyata mungkin memang gaya Agatha Christie yang menekankan “ini lho pelakunya utamanya” pada awal-awal. Namun kemudian dengan mudah membaliknya 180 derajat dan membuat seseorang yang kita kira innocent menjadi pelaku utamanya. Tapi memang, pembunuh yang lihai biasanya tidak kelihatan seperti seorang pembunuh.