Review Buku : Perjalanan Spiritual Matematika Lewat Membaca “Here’s Looking at Euclid”

Last Updated on 12 years by Mas Herdi

Judul lengkapnya lumayan panjang, “Here’s Looking at Euclid: A Surprising Excursion Through the Astonishing World of Math”.

Seperti yang kita tahu, matematika sering dikaitkan dengan angka-angka dan logika. Namun sebenarnya tidak selalu seperti itu. Jauh dibalik angka-angka yang berderet, sesungguhnya terdapat suatu wilayah yang belum sanggup dicapai oleh manusia. Sebuah wilayah sakral matematis yang penuh misteri dan menyimpan jawaban tentang beberapa pertanyaan dari kehidupan, yang kadang akan membuat kalian terkejut. Semua itu dibahas di buku “Here’s Looking at Euclid” karangan Alex Bellos.

Cover | www.walmart.com

Buku setebal 336 halaman ini saya baca sekitaran tiga bulan, mulai dari bulan Juni – Agustus kemarin. Karena belum diterbitkan di Indonesia, saya membaca versi Inggrisnya. Dan dari awal, saya tahu kalau buku ini adalah buku yang sangat menarik.

Buku ini terdiri dari 12 chapter (chapter 0-11) yang masing-masing seakan memaparkan keindahan matematika mulai dari yang sederhana, hingga yang cukup kompleks. Walaupun begitu, buku ini cocok untuk dibaca oleh siapa saja, bahkan orang yang tidak mengerti matematika sekalipun.

Contohnya, Chapter pertama(Chapter Nol) berjudul “A Head for Numbers” menceritakan tentang kisah penulis yang mencari asal-usul dari angka. Penulis mengunjungi sebuah suku di pedalaman Amazon, dan mendapati bahwa suku tersebut hanya bisa menghitung sampai tiga. Dari sini sudah mengundang pertanyaan, “Bagaimana bisa?” Suku itu menyebut benda yang berjumlah lebih dari tiga dengan sebutan, “banyak”.

Kemudian chapter pertama juga memaparkan tentang matematika asli, yaitu matematika yang memang secara alami dan murni ada pada diri manusia, bukan merupakan ilmu yang didapat dari sekolah-sekolah. Termasuk menjelaskan bagaimana matematika yang murni tersebut berperan untuk membantu suku pribumi bertahan hidup. Chapter ini juga menjelaskan tentang pemahaman matematika pada binatang, khususnya simpanse.

Sedangkan Chaper kedua (The Counter Culture) mulai menjelaskan tentang sistem bilangan. Seperti yang kita ketahui, ada beberapa sistem bilangan, seperti menggunakan basis dua (biner), basis delapan (oktal), atau basis sepuluh(desimal). Kita semua tahu bahwa sistem bilangan yang berlaku pada manusia saat ini adalah sistem desimal atau berbasis sepuluh. Kita menghitung dari satu sampai sepuluh, dan kemudian mengulang lagi, dan terus mengulang setiap hitungan tersebut mencapai bilangan kesepuluh. Tapi benarkah, hanya ini sistem yang pernah kita pakai? Pengarang memberi contoh tentang perhitungan waktu yang selama ini kita pakai, kenapa satu menit sama dengan 60 detik, satu jam sama dengan 60 menit atau 3600 detik? Hal ini merupakan bukti bahwa sebelumnya kita pernah memakai sistem bilangan berbasis enam puluh!

Kemudian ada juga komunitas khusus yang membuat sistem bilangannya sendiri, dan dijelaskan kenapa sistem bilangan yang paling baik adalah berbasis dua belas, bukan desimal seperti yang kita kenal sekarang.

Kemudian melompat ke chapter empat (Life of Phi), yang intinya menceritakan tentang komputasi, dimulai dari pertandingan menghitung para Lighting Calculator yang mana para pesertanya disuruh menghitung hasil dari 29,513,736× 92,842,033 di dalam pikiran. Hal tersebut biasa disebut juga dengan mental calculation. Seperti bagaimana Alexis Lemaire berhasil memecahkan berapa akar ke-13 dari 85,877,066,894,718,045,602,549,144,850,158,599,202,771,247, 748,960,878,023,151,390,314,284,284,465,842,798,373,290, 242,826,571,823,153,045,030,300,932,591,615,405,929,429,773, 640,895,967,991,430,381,763,526,613,357,308,674,592,650,724, 521,841,103,664,923,661,204,223

hanya dalam 70.2 detik.

Setelah itu, bab ini membahas tentang pi, sebuah bilangan irrasional yang misterinya berkembang beyond infinity. 

“Pi speaks of men, of all men, of their scientific genius, their taste for adventure, their willingness to act, and of their passions to the extreme.”

Bab ini menceritakan tentang bagaimana manusia mengejar pi, mulai dari jaman babilonia hingga era supercomputer. Panjang digit pi terus menerus dihitung dengan berbagai cara, mulai dengan cara tradisional dengan menghitung circumference lingkaran, hingga menggunakan sebuah formula untuk menggenerate bilangan pi, yang nantinya dihitung menggunakan supercomputer.

Kurang lebih itulah contoh tiga buah bab yang menceritakan betapa mengagumkannya misteri matematika. Selain itu, bab-bab lainnya juga menceritakan hal-hal berikut yang tak kalah amazing-nya

  • Pentingnya simbol ‘x’ pada perhitungan (The X Factor) 
  • Seperti apa simbol bilangan terbesar yang pernah ada di peradaban-peradaban lampau? (Something About Nothing)
  • Keajaiban geometri, pythagoras, origami, hingga Ka’bah (Behold!)
  • Pernah main magic square? Dimana jumlah angka pada baris, kolom atau diagonal yang sama adalah sama. Seberapa besar magic square yang pernah dibuat? (Playtime)
  • 1, 1, 2, 1, 1, 2, 2, 2, 3, 1, 1, 2, 1, 1, 2, 2, 2, 3, 2, 1, 1, 2… Lanjutkan! (Secret of Succession)
  • Kenapa desain produk Apple selalu terlihat sangat indah? Kenapa kita bisa menilai wajah-wajah yang sangat tampan dan sangat cantik? Apakah ada hubungan antara desain dan matematika? (Gold Finger)
  • Kenapa pada jalan tertentu kecelakaan lebih sering terjadi? Kenapa beberapa desa kecil mempunyai cacat lahir yang lebih tinggi dari batas normal? Hingga kenapa pada 7 dari 10 final piala dunia terakhir ada sedikitnya dua pemain yang memiliki tanggal lahir yang sama? Main kasino pun ada strateginya (Chance Is A Fine Thing)
  • Kenapa semua kejadian dalam kehidupan selalu berlaku menurut aturan distribusi normal? Kurva normal yang dapat menggambarkan segalanya … (Situation Normal)
  • Adakah infinity yang lebih besar dari infinity ? (The End Of The Line)


Overall rate yang saya berikan pada buku ini adalah 4.5/5. Karena buku ini berhasil memperkenalkan kepada pembaca sebuah matematika baru, sebuah matematika yang lebih membumi, jauh dari apa yang selama ini sering kita bayangkan tentang angka~




Download aplikasi kami di Google Play Store


Tutorial Menarik Lainnya :

2 Comments
  1. saleh January 12, 2013

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TWOH&Co.